Sejarah PSIS Semarang (Persatuan Sepakbola Indonesia Semarang) memiliki akar yang panjang dalam kancah sepak bola Indonesia. Berikut adalah rangkuman sejarah klub berjuluk "Laskar Mahesa Jenar" ini:
Masa Awal dan Pembentukan:
* Cikal Bakal (Sebelum 1932): Sejarah sepak bola di Semarang sudah ada sejak masa kolonial. Beberapa tim yang tercatat sebelum berdirinya PSIS antara lain UNION (berdiri 2 Juli 1911), Comite Kampioens-wedstrijden Tionghoa (CKTH), dan Hwa Nan Voetbalbond (HNV).
* Tots Ons Doel (TOD) (1928): Di kalangan pribumi, perkumpulan yang menonjol adalah Tots Ons Doel (TOD) yang didirikan pada 23 Mei 1928. Markasnya berada di Tanggul Kalibuntang (kini Jl. Dr. Cipto).
* PS. Sport Stal Spieren (SSS): TOD kemudian perlahan mengubah namanya menjadi PS. Sport Stal Spieren (SSS). Inilah yang menjadi cikal bakal PSIS Semarang.
* Voetbalbond Indonesia Semarang (VIS) (1930): Pada tahun 1930, setelah PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) lahir, SSS berganti nama lagi menjadi Voetbalbond Indonesia Semarang (VIS). Mereka berlatih di lapangan Karimata Timur.
* Pendirian PSIS Semarang (18 Mei 1932): Akhirnya, VIS resmi berganti nama menjadi Persatuan Sepakbola Indonesia Semarang (PSIS) pada tanggal 18 Mei 1932. Tanggal ini dianggap sebagai hari lahir PSIS Semarang.
Era Perserikatan:
* Sebelum adanya Liga Indonesia, kompetisi sepak bola di Indonesia terbagi menjadi dua: Perserikatan (klub-klub amatir di bawah PSSI) dan Galatama (liga semi-profesional). PSIS mengikuti kompetisi Perserikatan.
* Gelar Juara Perserikatan (1986/1987): PSIS meraih gelar juara Perserikatan untuk pertama kalinya pada musim 1986/1987. Mereka mengalahkan Persebaya Surabaya di final dengan skor 1-0 melalui gol Saiful Amri.
* Runner-up Piala Sultan Hassanal Bolkiah (1987): Sebagai juara Perserikatan, PSIS berkesempatan mengikuti Piala Sultan Hassanal Bolkiah 1987 di Brunei Darussalam dan meraih posisi runner-up setelah dikalahkan Malaysia di final.
Era Liga Indonesia:
* Juara Liga Indonesia (1998/1999): PSIS kembali meraih gelar juara kasta tertinggi sepak bola Indonesia pada musim 1998/1999 (Liga Indonesia V). Mereka mengalahkan Persebaya Surabaya di final.
* Degradasi dan Promosi: Setelah meraih gelar juara, PSIS sempat mengalami pasang surut prestasi, termasuk degradasi ke Divisi Satu pada musim berikutnya (2000). Namun, mereka berhasil kembali promosi ke Divisi Utama setelah menjuarai Divisi Satu pada tahun 2000/2001.
* Runner-up Liga Indonesia (2006): PSIS nyaris meraih gelar juara Liga Indonesia (saat itu bernama Liga Super Indonesia) pada tahun 2006, namun harus puas menjadi runner-up setelah kalah dari Persik Kediri di final.
Era Modern:
* Setelah tahun 2006, prestasi PSIS cenderung menurun dan bahkan sempat terdegradasi lagi.
* Kembali ke Liga 1 (2017): Setelah berjuang di kasta kedua, PSIS akhirnya berhasil promosi kembali ke Liga 1 pada akhir kompetisi Liga 2 tahun 2017 dengan meraih peringkat ketiga.
* Sejak kembali ke Liga 1, PSIS terus berbenah untuk meraih prestasi yang lebih baik.
Julukan dan Suporter:
* Julukan: PSIS Semarang memiliki julukan Laskar Mahesa Jenar. Julukan ini diambil dari tokoh fiksi dalam cerita karangan S.H. Mintardja.
* Suporter: PSIS memiliki dua kelompok suporter fanatik yang terkenal, yaitu Panser Biru (lahir 25 Maret 2001) dan Snex (pendukung Semarang Ekstrem, menjadi organisasi independen pada 20 Maret 2005).
Prestasi Singkat PSIS Semarang:
* Perserikatan: Juara (1986/1987), Runner-up Piala Sultan Hassanal Bolkiah (1987)
* Liga Indonesia: Juara (1998/1999), Runner-up (2006)
* Divisi Satu: Juara (2000/2001)
* Piala Gubernur Jawa Timur: Juara (2020)
* Elite Pro Academy U20: Juara (2019 - bersama Persebaya U20, namun banyak pemainnya merupakan jebolan PSIS junior)
Sejarah panjang PSIS Semarang menjadikannya salah satu tim dengan tradisi kuat di sepak bola Indonesia, dengan dukungan suporter yang loyal dan beberapa kali meraih gelar juara di kompetisi tertinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar